Saturday, April 14, 2018

TEORI ANTRIAN



       Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari–hari. Menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada bank, pada kasir supermarket, dan situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang sering ditemui. Studi tentang antrian bukan merupakan hal yang baru.

       Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan tambahan, akan menimbulkan pengurangan keuntungan mungkin sampai di bawah tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya, sering timbulnya antrian yang panjang akan mengakibatkan hilangnya pelanggan / nasabah. 

Konsep Teori Antrian

        Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan sangatlah menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat tergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of services). Teori tentang antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis. 

        Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut 

1. Sistem pelayanan komersial
2. Sistem pelayanan bisnis – industri
3. Sistem pelayanan transportasi
4. Sistem pelayanan social

        Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model – model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko, salon, butik, supermarket, dan sebagainya. Sistem pelayanan bisnis – industri mencakup lini produksi, sistem material – handling, sistem pergudangan, dan sistem – sistem informasi komputer. Sistem pelayanan sosial merupakan sistem – sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor – kantor dan jawatan – jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM dan STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain – lain (Subagyo, 2000).


Struktur Antrian

        Kita biasanya melihat antrian yang sangat panjang dan juga mengantri, tapi tahukah kalau struktur antrian banyak macamnya? Berikut 4 macam antrian beserta contohnya;

1. Single Channel - Single Phase
    Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
Contoh: bayar belanjaan ke kasir supermarket yang hanya ada satu loket.



2. Single Channel - Multi Phase
    Multi Phase menunjukan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phasepahse).
Contoh: Drive Thru suatu makanan cepat saji.

Memesan Makanan

Membayar Total Pesanan

Mengambil Pesanan
3. Multi Channel - Single Phase
    ini terjadi kapan saja dimana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal.
Contoh: Antrian pada Pom Bensin


4. Multi Channel - Multi Phase
Ilustrasi Multi Channel - Multi Phase
from
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/teori-antrian
Contoh: Antrian di Rumah Sakit

dikarenakan antrian di rumah sakit banyak jenisnya seperti berobat, mengambil obat, uji laboratorium serta loket pelayanannya pun lebih dari dua atau banyak.

       Demikian pembahasan tentang teori antrian yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf karena saya hanya manusia biasa yang penuh dengan kekurangan dan kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. 

Terimakasih.

No comments:

Post a Comment